Senin, 06 Februari 2012

KERATON RATU KENCANA SARI

Hai guys ^^

Lama ni aku gak nulis di blog. Hehe..

Mumpung lagi liburan mau ngeblog aje sambil nyelesain tugas PKM ma temen-temen tercinta. Ok kali ini aku mau cerita tentang liburanku di rumah nenek di Wonogiri. Meski cuma dua hari aku di sana tapi cukup menyenangkan. Liburan ini aku besama adik saudaraku yang cowok berkunjung ke suatu keraton lama peninggalan Ratu Kencono Sari . lets cekidot.

Hari Minggu yang cerah tepatnya tanggal 29 Januari 2012, aku berkunjung di keraton Ratu Kencono Sari . Hari itu suasana sangat cerah bahkan panas. Kami berangkat pukul 9.30 WIB. Dengan motor HONDA REVO milikku, kita melaju melintasi jalanan yang berliku-liku dan naik turun. Maklumlah tempatnya hampir di pucuk gunung. Sapanjang perjalanan, pemandangan yang begitu indah terhampar di depan mata. Suasananya beda banget ma di Semarang. Di desa ini bener – bener masih asri dan alami. Pepohonan, gunung, sawah, dan langit yang biru menambah indahnya pemandangan pagi itu. Setelah setengah jam perjalanan akhirnya kami sanpai juga di sana. Keraton ini di beri nama keraton Selo Belah. Tempat ini sangat sepi, maklum belum banyak orang yang tau tentang keraton ini (bapak saya aja yang asli sana gak tau). Saat tiba di sana, keraton ini masih dalam proses perbaikan yang rencananya akan di buka untuk pariwisata entah kapan itu. Melihat dari cara perbaikannya pun masih sangat sedikit, hal ini karena tidak adanya biaya. Biaya untuk perbaikan keraton ini hanya diambil dari hasil penjualan durian yang dimilik daerah keraton tersebut oleh warga setempat.

Di pintu masuk keraton ini terdapat patung Pangeran Diponegoro berukuran kecil  di bagian tengah. Di sebelah kanannya terdapat patung cengkeh dan di sebelah kirinya terdapat patung durian. Baru masuk, kita langsung dapat melihat bagunan besar yang sangat luas dan tertata. Banyak patung penjaganya uyy..
Bangunan utama dekat pintu masuk

Sempet aku beraniin buat lihat ke dalam isi ruangan melalui kaca. Sungguh, di dalamnya terdapat barang –barang seperti meja makan, sofa, gong, kursi, dll. Semuanya tertata rapi dan bersih. Ukiran pada dinding dan kayu penopang menunjukkan bahwa itu benar-benar peninggalan pada jaman dulu. Setelah foto-foto lanjut ke bangunan selanjutnya. Setelah naik tangga, terdapat halaman luas namun gersang. Tepat di tengah halaman terdapat sebuah  bangunan kubus yang tertutup. Karena di situ bernama Punden yang berarti tempat pemujaan, mungkin di temapat inilah digunakan sebagai tempat pemujaan bagi para dewa. Di bagian kanan terdapat sebuah bangunan yang tidak terlalu besar namun terlihat rapuh. Lanjut ketempat selanjutnya, yaitu di bagian belakang bangunan tersebut tepatnya. Hanya perlu berjalan melewati beberapa batu, sampailah pada bangunan yang ketiga. Bangunan ini berdiri di atas sebuah goa kecil. Kalo diperhatikan lebih seksama lagi. Bangunan ini berdiri tepat di atas batu-batuan besar yang menopangnya. Bangunan ini terbuka, mirip seperti sebuah aula. Namun sayang, bangunan ini masih dalam proses perbaikan sehingga tidak dapat melihatnya hingga detail.

 Pintu masuk bangunan kedua

Di bawah bangunan kedua terdapat sebuah goa kecil

Masih ada satu bangunan lagi, yaitu bangunan keempat. Bangunan ini letaknya agak jauh dari yang lainnya. Namun karena adekku bilang “jangan mbak, biasanya itu di buat tempat nongkrong anak-anak nakal” akhirnya diputuskan untuk tidak ke sana. Dari bangunan utama dapat dilihat bangunan keempat ini. Bangunan ini cukup tinggi dari dua bangunan lain di depannya. Tidak terlalu kecil namun cukup indah dan bagus.

Bangunan keempat

Pukul 11.30 kita pulang deh. Sebelum pulang tak lupa menikmati udara dan suasana desa ini. Hehe.. tidak lupa juga beli es campur dulu. Panas-panas minum es. Ajib bener :D
Gimana guys? Seru kan. Ini ceritaku. Apa ceritamu?? :D
Share:

0 comments: